by Ferry | Oct 18, 2022 | Gadai Sertifikat Rumah
Keuntungan Kredit Jaminan Sertifikat Rumah
Sertifikat rumah menjadi salah satu aset berharga yang tentu saja harus dijaga baik oleh pemiliknya. Tidak terkecuali saat Anda membutuhkan dana cepat dan terpaksa harus mengajukan kredit jaminan sertifikat rumah. Tentu tidak ada yang salah karena mengajukan kredit pinjaman menjadi salah satu upaya Anda keluar dari kondisi benar-benar terdesak saat tidak menemukan solusi lain.
Selama Anda menjaminkan sertifikat rumah di lembaga terpercaya tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Malah akan ada sejumlah keuntungan yang bisa dapatkan, diantaranya:
- Limit kredit pinjaman menggunakan agunan sertifikat rumah akan diterima dengan proses pencairan dana yang cepat.
- Anda akan mendapatkan jangka waktu pinjaman atau tenor dalam rentang yang relatif lama dibanding kredit dengan agunan aset lain. Besar tenor ini sendiri cukup bervariasi mulai 1 tahun hingga 5 tahun. Beberapa lembaga pemberi pinjaman sekarang ini juga memiliki fasilitas tenor yang bisa diperpanjang sesuai dengan kemampuan membayar para nasabah.
- Meski memiliki daya nilai tinggi ternyata kredit dengan agunan sertifikat rumah umumnya memiliki suku bunga cicilan yang relatif lebih ringan dibanding produk pinjaman lain.
- Berkesempatan mendapat jumlah dana pinjaman yang besar bergantung nilai aset yang dijadikan agunan.
Risiko Kredit Jaminan Sertifikat Rumah
Tentu selain ada keuntungan tetap ada risiko dari kredit jaminan sertifikat rumah yang diajukan. Risikonya pun akan terasa semakin besar untuk sertifikat rumah dengan nilai yang tinggi. Anda harus memahami akan risiko ini.
Adapun beberapa risiko yang menyertai proses kredit dengan jaminan sertifikat rumah diantaranya:
1. Risiko Ditolak
Ternyata tidak semua sertifikat rumah bisa laku sebagai jaminan. Hal ini karena lembaga pemberi jaminan memiliki dasar analisis tersendiri yang diantaranya mencakup capacity, character, capital, condition, dan collateral. Perwakilan dari lembaga pemberi jaminan akan melakukan survey sebagai bahan pertimbangan.
2. Risiko Kredit Macet
Saat akan mengajukan kredit memang harus mempertimbangkan kondisi finansial. Setelah dana pinjaman cair, maka ada kewajiban membayar cicilan tiap bulannya. Pastikan tidak macet jika tidak ingin rumah yang dijadikan agunan disita.
3. Risiko Denda
Beberapa lembaga penyedia pinjaman memiliki kebijakan lebih ringan, seperti tidak buru-buru melakukan penyitaan selama masih ada upaya membayar kredit tiap bulannya. Hanya saja sebagai konsekuensinya ada denda yang diberlakukan. Tentu keberadaan denda ini dapat menambah besar kredit yang harus dilunasi. Karena itulah penting bersikap bijak tentang kondisi finansial sejak awal.
Itulah beberapa keuntungan dan juga resiko dari kredit jaminan sertifikat rumah yang harus Anda pertimbangkan. Meski benar sedang terdesak membutuhkan dana besar Anda harus tetap berpikir logis agar dapat memilih lembaga pemberi pinjaman terbaik, terpercaya, dan aman. Karena tentu Anda tidak menginginkan beberapa risiko di atas terjadi bukan?
by Ferry | Oct 18, 2022 | Gadai Sertifikat Rumah
Pegadaian memiliki produk Pegadaian Gadai Sertifikat yang mana pembiayaannya berbasis syariah. Pembiayaan tersebut diberikan secara rutin kepada masyarakat, pengusaha kecil atau mikro, dan juga petani dengan jaminan sertifikat setingkat HGB dan SHM. Dengan demikian gadai surat rumah di Pegadaian bisa dilakukan dengan memanfaatkan produk tersebut.
Mengapa Produk Pegadaian Gadai Sertifikat?
Produk Pegadaian Gadai Sertifikat ditawarkan dengan beberapa keunggulan, diantaranya:
- Proses pengajuan yang mudah menggunakan sertifikat setingkat HGB atau SHM.
- Sesuai dengan prinsip syariah.
- Bisa dilunasi sewaktu-waktu.
- Besar pinjaman mulai dari Rp 1 juta hingga Rp 200 juta.
Cara Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian
Proses pengajuan kredit dengan agunan sertifikat rumah di Pegadaian tidaklah sulit. Untuk kemungkinan proses gadai disetujui pun cukup besar. Bagi Anda yang berminat dengan produk Pegadaian Gadai Sertifikat berikut cara-caranya:
- Kunjungi kantor Pegadaian terdekat di kota Anda.
- Datang dengan membawa agunan atau marhun.
- Sampaikan maksud dan tujuan Anda untuk mengambil produk Pegadaian Gadai Sertifikat.
- Selanjutnya tim mikro dari Pegadaian akan melakukan verifikasi berkas dan melakukan survey ke lokasi.
- Tim mikro dari Pegadaian selanjutnya menyampaikan kisaran besaran marhun bih.
- Jika Anda menyetujui dengan besaran yang diberikan, maka selanjutnya marhun bih akan diberikan Pegadaian secara tunai ataupun ditransfer.
Rumah yang dijadikan agunan sudah seharusnya juga memenuhi persyaratan. Persyaratan yang dimaksud mulai dari adanya IMB untuk kredit lebih dari Rp 50 juta. Anda juga harus menyertakan bukti bayar PBB tahun terakhir. Rumah tersebut sebaiknya tidak dalam sengketa hukum, lokasinya strategis tidak di daerah rawan banjir, akses jalan mudah, dan lokasi berada dalam naungan kantor Pegadaian setempat.
Persyaratan Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian
Seperti yang disebutkan sebelumnya, dalam cara gadai ada proses verifikasi berkas. Hal ini berarti Anda harus menyiapkan sejumlah berkas yang dibutuhkan. Adapun persyaratan yang diberlakukan bergantung dari siapa yang mengajukan produk gadai.
Sebagai contoh untuk petani sebaiknya sudah bertani sekurang-kurangan 2 tahun dan memiliki pendapatan rutin. Adapun untuk pengusaha mikro, usaha yang dijalankan telah berjalan lebih dari 1 tahun dan menjalankannya sesuai hukum berlaku.
Persyaratan yang diberlakukan berbeda lagi untuk karyawan harus menyertakan surat keterangan sebagai karyawan dan memiliki surat izin atasan langsung untuk POLRI/TNI. Lebih lanjut tentang persyaratan ini bisa Anda dapatkan dengan mengunjungi langsung kantor Pegadaian.
Terakhir untuk cicilan gadai surat rumah di Pegadaian cukup beragam. Ada pola angsuran dan jangka waktu dengan biaya jasa yang bisa dipilih. Pastikan Anda memilih pilihan yang benar sesuai dengan kemampuan dan tidak akan memberatkan di kemudian harinya. Sekian dan semoga ulasan kali ini bermanfaat.
by Ferry | Oct 17, 2022 | Pinjaman Sertifikat Rumah
5 Hal Wajib Dalam Pinjaman Sertifikat Rumah
Saat berada dalam kondisi terdesak membutuhkan dana dalam jumlah besar, mengajukan pinjaman sertifikat rumah menjadi opsi yang banyak dipilih. Namun, tentu ada risiko dari opsi ini. Di mana ada risiko penyitaan terlebih jika terjadi ketidaksanggupan membayar angsuran sesuai kesepakatan.
Siapa saja wajib hati-hati. Saat Anda memutuskan untuk mengajukan pinjaman dengan jaminan sertifikat rumah kiranya perlu waspada supaya terhindar dari risiko penyitaan. Oleh karena itu, berikut ini diberikan 5 hal yang wajib diperhatikan agar proses pinjaman kredit dengan agunan sertifikat rumah berjalan lancar terhindar dari penolakan ataupun penyitaan:
1. Mempertimbangkan Lokasi Rumah
Sertifikat rumah memiliki daya jual tinggi untuk memperoleh pinjaman karena nilainya yang cenderung lebih besar dibanding kendaraan atau aset lain. Akan tetapi, perlu digaris bawahi ternyata tidak semua rumah dapat dijadikan agunan. Salah satu pertimbangannya adalah lokasi rumah.
Rumah dengan lokasi di dekat pemakaman, dekat sutet, di gang sempit, atau rumah bekas tempat terjadinya perkara kriminal bisa jadi akan ditolak. Karenanya saat akan mengajukan pinjaman pastikan lokasi rumah strategis. Adapun jika lokasi memang tidak memungkinkan Anda bisa mengajukan pinjaman di lembaga pemberi pinjaman yang memiliki persyaratan lebih ringan tapi tetap terpercaya.
2. Selektif Memilih Bank atau Lembaga Pemberi Pinjaman
Jangan karena membutuhkan dana cepat Anda jadi asal memasukkan sertifikat rumah sebagai agunan pinjaman di mana saja. Ingat ada risiko kredit yang harus rutin dibayar dan risiko penyitaan. Dalam hal ini Anda harus memilih bank atau lembaga pemberi pinjaman yang kredibel. Sehingga Anda bisa memastikan pemberi pinjaman terpercaya dan aman.
Sebelum teken surat pinjaman, pahami betul besar kredit yang harus dibayar, bunga, jumlah angsuran, dan lainnya. Pastikan risiko kredit yang harus dibayar tidak memberatkan Anda.
3. Memperhatikan Persyaratan Pinjaman
Untuk bisa mengajukan pinjaman sertifikat rumah biasanya ada beberapa persyaratan tambahan yang diberlakukan. Seperti penghasilan bulanan minimal yang mana persyaratan ini bergantung dengan kebijakan masing-masing lembaga pemberi pinjaman.
Selain itu, ada juga beberapa persyaratan lain seperti usia peminjam, status kewarganegaraan, dan lainnya yang mana mengharuskan Anda menyiapkan sejumlah dokumen yang dibutuhkan.
4. Menentukan Nilai Agunan Sesuai Kebutuhan
Mungkin rumah yang dijadikan agunan memiliki nilai tinggi, meski demikian cukup ajukan nilai sesuai kebutuhan. Karena semakin besar nilai pinjaman artinya semakin besar pula cicilan yang harus dibayar.
5. Komitmen Membayar Cicilan
Setelah pinjaman disetujui, pastikan untuk membayar cicilan sebagaimana harusnya. Komitmen ini penting agar sertifikat rumah bisa kembali ke tangan Anda. Jangan sampai rumah disita karena tidak sanggup melunasi pinjaman.
Demikian 5 hal yang harus Anda perhatikan agar proses pinjaman sertifikat rumah lancar tanpa harus ada penolakan ataupun penyitaan. Satu hal lagi yang perlu ditekankan, ajukan pinjaman hanya di lembaga pemberi pinjaman yang sudah terbukti kredibel dan terpercaya.
by Ferry | Oct 17, 2022 | Gadai Sertifikat Rumah
Mengapa Gadai Sertifikat Tanah?
Terburu-buru gadai sertifikat tanah tanpa pertimbangan yang benar dan matang bukan hal yang dianjurkan. Pasalnya ada sejumlah risiko di balik proses gadai sertifikat. Sebut saja mulai dari risiko terlilit hutang hingga sertifikat tanah yang digadaikan bisa hilang karena tidak sanggung melunasi pinjaman sampai jatuh tempo.
Daripada harus terlilit masalah di kemudian hari, tentu lebih bijak jika Anda menimbang beberapa hal berikut ini:
1. Pertimbangkan Alasannya Baik-Baik
Saat Anda terpikirkan untuk kredit dengan agunan sertifikat rumah atau tanah tentu alasannya karena sesuatu yang mendesak. Ambil waktu untuk berpikir secara tenang, apakah benar langkah ini menjadi langkah terbaik yang harus diambil?
Ada risiko cukup berat jika Anda gagal membayar, di mana hal terburuknya adalah penyitaan sertifikat yang digadai. Dalam hal ini sebaiknya Anda juga berdiskusi dengan anggota keluarga yang lain yang dapat dipercaya.
2. Mempertimbangkan Kondisi Finansial Pribadi
Siapa tidak tergiur dengan besar dana yang bisa didapat dari gadai sertifikat tanah. Akan tetapi, apakah benar Anda siap dengan beban tagihan yang harus rutin dibayar tiap bulannya? Dalam hal ini Anda harus mempertimbangkan kemampuan finansial pribadi.
Lakukan perhitungan pemasukan lalu dikurangi dengan pengeluaran wajib tiap bulannya. Adakah selisih dari pemasukan dan pengeluaran? Apakah selisih tersebut lebih dari cukup untuk membayar cicilan?
3. Mempertimbangkan Rasio Hutang
Pastikan rasio hutang tidak melebihi angka 30% dari pendapatan bulanan. Hal ini tidak hanya meminimalisir risiko kredit macet di kemudian hari tetapi juga meningkatkan peluang proses pengajuan gadai berjalan lancar.
Jangan kaget jika proses gadai yang diajukan ditolak. Pasalnya pihak lembaga keuangan juga memiliki kebijakan dan mempertimbangkan kondisi nasabah. Jika pihak lembaga keuangan menilai nasabah tidak mampu untuk membayar cicilan kredit dan berpotensi besar kredit macet, maka kemungkinan besar proses ajuan gadai akan ditolak.
4. Mempertimbangkan Tempat Lembaga Keuangan
Sekarang ini bukan hal sulit menemukan lembaga keuangan yang melayani fasilitas kredit atau gadai dengan sertifikat tanah ataupun rumah. Selain harus mempertimbangkan kemampuan diri, Anda juga harus cermat dalam memilih lembaga keuangan untuk tempat mengajukan gadai.
Selalu utamakan memilih lembaga keuangan yang terbukti legal dan aman. Hal ini tentu memberi jaminan lebih pada keamanan sertifikat yang digadaikan.
5. Mempertimbangkan Suku Bunga yang Ditetapkan
Saat proses gadai disetujui, maka saat itu pula ada beban hutang dengan suku bunga yang harus Anda tanggung. Adanya suku bunga ini membuat nilai cicilan yang harus dibayar semakin besar. Karenanya cari tahu lebih dulu tentang besar suku bunga pinjamannya.
Setiap lembaga keuangan memiliki besar suku bunga pinjaman gadai sertifikat tanah berbeda. Pastikan Anda mengetahuinya dan hal-hal yang dipersyaratkan lainnya di awal sebelum teken surat perjanjian.